Oleh: Silka Yuanti Draditaswari
Mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang
HAKIKAT DRAMA
Drama adalah sebuah karya sastra yang
bertujuan menggambarkan kehidupan manusia melalui dialog dan lakuan. Dengan
kata lain, drama baru dapat dikatakan sebagai drama apabila (1) tersusun dalam
komposisi yang bagus dan baku, (2) terdiri atas dialog-dialog yang
menggambarkan karakter masing-masing tokoh, (3) terdapat lakuan-lakuan yang
menyertai dialog sebagai pengejawantahan karakter tokoh dalam drama tersebut,
serta (4) menggambarkan kehidupan manusia secara mikro dan makro (Maryaeni,
1992:9).
JENIS DRAMA
A. Drama berdasarkan
bentuk bahasa
1) Drama
Puisi
Drama puisi adalah drama yang struktur
kata-katanya terpengaruhi atau dipengaruhi ritme dan rima puisi. Kecenderungan
utamanya adalah pada bentuk sajak.
2) Drama
Prosa
Drama prosa diwarnai oleh struktur prosa fiksi
secara umum. Dialog yang disajikan mudah dipahami. Segala sesuatunya (alur,
penokohan, latar, dll) digambarkan secara jelas.
3) Drama
Prosa Puisi
Terjadi penggabungan dua unsur yang berbeda
dalam jenis drama prosa puisi. Akan tetapi unsur prosa lebih dominan
dibandingkan unsur puisi, yang hanya bersifat menunjang atau menegaskan situasi
perasaan pelaku drama saat membaca puisi
4) Drama
Simbolik
Drama (naskah) ini sulit dipahami karena
banyak menghadirkan simbol-simbol yang harus dicerna dan diapresiasi secara
matang. Simbol ini digunakan untuk menyatakan sesuatu yang sangat penting dan
rahasia.
B. Drama
berdasarkan bentuk penampilan
1) Sandiwara
Asal-usul sandiwara adalah teater rakyat. Area
pertunjukan tidak dibatasi garis pemisah antara pemain dan penonton sehingga
menimbulkan keakraban. Namun, dalam perkembangannya, sandiwara sudah
memanfaatkan panggung/pentas.
2) Sendratari
Dalam drama bentuk ini, tidak ada dialog.
Sendratari tersaji dalam bentuknya yang khas, yaitu tari yang memiliki alur
cerita.
3) Pantomim
Pantomim adalah drama yang disajikan dalam
bentuk gerak. Corat-coret wajah dengan tatarias merupakan salah satu ciri khas
pantomim. Selain itu, musik merupakan aspek pendukung yang memperkuat suasana.
4) Tableau
Drama yang disajikan dalam bentuk dialog tanpa
adanya gerak sama sekali. Oleh karena itu, kefasihan pelafalan vokal sangatlah
penting.
5) Opera
Opera adalah jenis drama yang disajikan dalam
bentuk nyanyian. Pemain hanya mengekspresikan isi nyanyian (tidak perlu terlalu
sulit menghafal dialog).
C. Drama berdasarkan
media penyampaian
1) Drama
radio
Drama ini bertujuan untuk didengarkan bukan
ditonton sehingga yang dipentingkan adalah aspek audio. Warna vokal pelaku
sangat dominan untuk mengetahui perbedaan karakter dalam lakon. selain itu,
jenis musik juga akan menciptakan dampak emosional pendengar.
2) Drama
televisi
Unsur audiovisual terjadi dalam drama ini
karena dapat kita saksikan melalui layar kaca.
3) Drama
panggung
Segala sesuatunya bisa dinikmati secara
langsung. Penonton dapat melihat dan menangkap secara jelas lakuan dan dilaog
pelaku drama ini.
D. Drama berdasarkan isi
1) Drama
tragedi
Drama yang menampilkan tokoh yang sedih dan
muram yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tak menguntungkan,
misalnya cemburu atau sesuatu yang keterlaluan. Unsur cerita drama ini yaitu
masalah-masalah yang memilukan, mengharukan, dan menyedihkan (tragis).
2) Drama
komedi
Lakon ringan yang bersifat menghibur dan
berakhir dengan bahagia walaupun selorohan di dalamnya bersifat menyindir.
3) Tragikomedi
Merupakan campuran dari drama tragedi dan
komedi. Lakuan mengarah pada kesudahan yang tragis tetapi keadaan tiba-tiba
berubah menjadi happy ending.
4) Melodrama
Lakon yang sangat sentimental dengan lakuan
yang mendebarkan dan mengharukan. Penggarapan alur dan lakuan yang berlebihan
menjadikan aspek penokohan kurang diperhatikan.
5) Farce
Adalah drama ringan yang mengundang gelak
tawa. Kemungkinan kecil terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan segala
sesuatunya muncul berdasarkan situasi, bukan dari tokoh.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DRAMA DENGAN PUISI
A. PERSAMAAN
Ø Dari aspek diksi
Diksi adalah pemilihan kata-kata yang
dilakukan penyair atau penulis naskah dalam teks drama atau puisinya. Pemilihan
kata berhubungan dengan latar belakang penyair atau penulis skenario dalam
drama. Semakin luas wawasan penyair maupun penulis skenario maka karya yang
dihasilkan akan lebih mantap dan berbobot.
Ø Dari tema dan makna
Puisi dan drama sama-sama menggunakan bahasa
dalam aspek penyampainya. Salah satu tataran dalam bahasa adalah hubungan tanda
dalam makna (semantik). Oleh karena itu, drama dan puisi haruslah bermakna.
Selain itu, puisi maupun drama harus mempunyai tema sehingga tidak akan
terlepas dari konteks.
Ø Dari aspek nada
Nada dapat
membedakan ekspresi sedih, gembira dan marah ketika dalam membaca puisi atau
mementaskan drama. Nada juga merupakan sikap penyair maupun penulis naskah
drama dalam mengekpresikan apa yang disamapaikannya.
Ø Dari amanat atau tujuan
Penyair atau penulis naskah drama pasti punya tujuan atau pesan yang ingin disamapikan
untuk membangun sebuah paradigma pada pikiran penikmat drama maupun
puisi. Hal ini dikarenakan, drama maupun puisi merupakan media penyampai pesan yang sangat efektif(lebih mengena ke dalam jiwa dan pikiran penikmat atau
audien).
B. PERBEDAAN
· Dari
aspek tokoh dan perwatakan
Dalam drama wajib ada tokoh dan perwatakan
agar dapat dimainkan oleh pemeran sedangkan dalam puisi tidak harus karena
puisi itu biasanya ditulis untuk mengungkapkan perasaan penyair melalui
kata-kata yang lepas dari makna leksikal.
· Dari
jenis kata yang digunakan
Kata yang digunakan dalam menulis naskah drama
ialah kata konkrit artinya kata tersebut sesuai dengan makna leksikal atau
konvensi, sedangkan dalam puisi tidak. Dalam puisi, banyak digunakan kata-kata
kias yang menyimpang dari makna leksiskal sehingga satu kata dalam puisi
terkadang mempunyai banyak makna.
· Dari
segi alur
Puisi bukan merupakan rangkaian sebuah cerita
melainkansusunan kata-kata yang indah. Dalam puisi, yang diperlukan adalah
kekuatan bahasa atau retorika. Adapun di dalam drama haruslah ada alur karena
drama merupakan runtutan cerita atau peristiwa yang berkesinambungan sehingga
terjalin suatu peristiwa utuh yang dapat dinikmati.
· Dari
bentuk teks
Teks puisi biasanya bersifat monolog karena
dalam pembacaanya bersifat komunikasi satu arah. Sedangkan teks drama itu
berupa teks dialog karena dalam pertunjukan drama harus ada lawan mainnya (ciri
khas drama adalah dialognya).
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DRAMA DENGAN PROSA FIKSI
Prosa fiksi merupakan jenis karya sastra yang
berbentuk prosa. ciri-ciri fisik prosa antara lain, (1) bentuknya yang bersifat
pendedahan atau menguraikan, (2) adanya pembagian satuan-satuan makna dalam
wujud alinea-alinea, (3) penggunaan bahasa yang cenderung longgar. Unsur
pembangun prosa fiksi, yaitualur, tokoh, latar, amanat.
Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa
yunani).Drama mempunyai unsur- unsur seperti rangka cerita ( plot ), penokohan
( karakter/ watak ), diksi ( pilihan kata, kebahasan ), tema, perlengkapan, dan
nyanyian.
Persamaannya dengan prosa fiksi, drama
memiliki unsur-unsur yang mirip dengan prosa, yaitu ada tema, tokoh, latar,
alur, serta amanat.
Bentuk fisik antara drama dan prosa jelas
berbeda. perbedaannya drama mempertunjukan secara langsung dengan tokoh-tokoh
sebuah cerita dalam karya sastra. sedangkan prosa fiksi cerita digambarkan
melalui tulisan atau rangkaian kata-kata dalam karya sastra tersebut. pembaca
dituntut untuk berimajinasi dalam memahami sebuah karangan prosa fiksi
sedangkan dalam drama penonton secara langsung disuguhi adegan-adegan yang
membentuk sebuah cerita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar