Oleh: Silka Yuanti Draditaswari
Mahasiswa Sastra Indonesia
Universitas Negeri Malang
Aspek kognitif adalah aspek yang mencakup kegiatan
mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak
adalah termasuk dalam aspek kognitif. Aspek kognitif berhubungan dengan
kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Berikut penjelasan mengenai tingkatan kemampuan tersebut:
1.
Mengingat
Proses
mengingat adalah proses mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori
jangka panjang. Pengetahuan yang dibutuhkan adalah pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, atau metakognitif. Untuk mengases pembelajaran siswa
dalam kategori yang paling sederhana ini, guru memberikan pertanyaan mengenali
atau mengingat kembali dalam kondisi yang sama persis dengan kondisi ketika
siswa belajar materi yang diujikan. Tingkatan mengingat ini penting sebagai
bekal untuk belajar dalam menyelesaikan masalah karna pengetahuan tersebut
digunakan dalam tugas-tugas yang lebih kompleks.
Contohnya
adalah pembelajaran jenis paragraf bahasa Indonesia. Guru membuat instrumen
pertanyaan dalam bentuk mencocokkan. Pada kolom sebelah kiri berisi dua
paragraf dari masing-masing jenis paragraf, kemudian di kolom sebelah kanan
ditulis jenis-jenis paragraf tersebut. Siswa ditugaskan untuk mencocokkan atau
memasangkan paragraf pertama dengan jenis paragraf yang cocok di sebelah kanan.
Contoh instrumen tersebut telah mencakup kegiatan mengenali dan mengingat
kembali.
2.
Memahami
Memahami adalah
tingkatan proses kognitif setelah mengingat. Memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami
sesuatu apabila ia dapat mengkonstruksi makna dari
pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis. Siswa
memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan lama
mereka. Lebih tepatnya, pengetahuan yang baru masuk dipadukan dengan skema-skema
dan kerangka-kerangka kognitif yang ada.
Contoh dari
proses memahami ini adalah pemahaman penulisan paragraf deskripsi dalam bahasa
Indonesia. Setelah guru menjelaskan tentang definisi juga karaktersitik
paragraph deskripsi, siswa ditugaskan untuk mendeskripsikan benda kesayangan
mereka di rumah. Setelah selesai menulis, siswa diminta untuk membacakan
paragraf mereka kemudian siswa yang lain akan menerka benda apa yang
dideskripsikan oleh temannya tersebut. jika jawaban mereka benar, maka siswa tersebut
telah berhasil atau paham tentang penulisan paragraf deksripsi.
3.
Mengaplikasikan
Mengaplikasikan
adalah
kesanggupan siswa untuk
menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode,
prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang
baru dan kongkret. Proses ini melibatkan penggunaan
prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan. Soal latihan adalah
tugas yang prosedur penyelesaiannya telah diketahui siswa, sehingga siswa
menggunakannya secara rutin. Masalah adalah tugas yang prosedur penyelesaiannya
belum diketahui siswa, sehingga siswa harus mencari prosedur untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Tingkatan aplikasi ini terdiri dari dua proses kognitif yaitu
mengeksekusi dan mengimplementasikan. Mengeksekusi dilakukan siswa ketika
mengerjakan soal yang familier, sedangkan mengimplementasikan dilakukan siswa
ketika mengerjakan soal yang tidak familier.
Contoh dari
mengeksekusi adalah ketika siswa ditugaskan guru untuk menulis puisi bebas.
Puisi bebas adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan menulis puisi. Maka
siswa, secara otomatis, akan menulis puisi sesuai dengan keinginan mereka. Penilaian
dari penugasan ini dengan melihat apakah yang ditulis siswa dapat disebut
sebagai puisi atau tidak. Jika iya maka siswa lulus, jika tidak maka siswa
belum berhasil untuk mengeksekusi. Contoh dari mengimplementasikan adalah
ketika siwa ditugaskan untuk menulis opini. Siswa harus mengerti definisi,
karakteristik, cara menulis, dan lain sebagainya dari proses menulis opini.
Jika siswa dapat menyelesaikan tugas tersebut sesuai dengan prosedurnya, maka
siswa berhasil.
4.
Menganalisis
Menganalisis
adalah kemampuan
seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut
bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara
bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Menganalisis melibatkan proses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan
mengatribusikan. Membedakan adalah menentukan potongan-potongan informasi yang
relevan atau penting. Mengorganisasi adalah menentukan cara-cara untuk menata
potongan-potongan informasi tersebut. mengatribusikan adalah menentukan tujuan
di balik informasi itu.
Contoh dari
menganalisis adalah ketika siswa ditugaskan untuk menganalisis nilai kehidupan
dari dongeng. Siswa harus memahami nilai kehidupan dahulu sebelum mencarinya
dalam dongeng tersebut. Setelah memahaminya dan menemukan kalimat-kalimat
dongeng yang menunjukkan nilai kehidupan, siswa “mencurutkan” kalimat-kalimat
dongeng tersebut menjadi sebuah kalimat nilai kehidupan. Kemudian, siswa
menerangkan tujuan nilai kehidupan tersebut. Penilaiannya dengan melihat
kesesuaian dan penjelasan jawaban nilai kehidupan siswa.
5.
Mengevaluasi
Mengevaluasi
adalah kemampuan
seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide,
misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu
memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria
yang ada. Kriteria-kriteria yang sering digunakan adalah kualitas, efektivitas,
efisiensi, dan konsistensi. Kriteria-kriteria ini ditentukan oleh siswa.
Contoh dari
mengevaluasi adalah ketika siswa ditugaskan guru untuk memilih pementasan drama
temannya yang terbaik menurut mereka. Pemilihan ini mempertimbangkan berbagai
macam unsur seperti kualitas drama, keefektifan pemain dalam memanfaatkan waktu
pementasan yang ditentukan guru, pemanfaatan pemain (vokal, ekspresi, gerak
tubuh), musik, peralatan panggung, tata rias, keruntutan cerita,
ketidaksambungan cerita dan dialog, dan sebagainya.
6.
Mencipta
Mencipta adalah proses cipta kreasi siswa. Melibatkan
proses menyusun unsur-unsur secara koheren atau fungsional. Tujuan-tujuan yang
diklasifikasikan siswa dalam mencipta adalah meminta siswa membuat produk baru
dengan mereorganisasi sejumlah bagian menjadi suatu pola atau struktur yang
belum pernah ada sebelumnya. Mencipta dalam proses kognitif ini mencakup
tujuan-tujuan pendidikan ntuk menciptakan produk-produk yang semua siswa dapat
dan akan melakukannya. Tujuan dari menciptakan ini adalah untuk melihat
kemampuan siswa dalam menyusun materi-materi yang sudah ada menjadi sebuah
karya yang tertata.
Contoh dari mencipta adalah ketika siswa ditugaskan
oleh guru untuk membuat majalah sekolah sebagai tugas akhir. Majalah berisi
artikel, opini, puisi, cerpen, kata sambutan, dan sebagainya yang telah siswa
pelajar selama pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar