Ibu, kemana
engkau?
Aku tergeletak
di lorong
Entah dimana
pakaianku
Aku hlang harta
Tidak ada yang
tersisa
Awalnya hujan
yang menemaniku
Airnya kuminum
dengan tangan buntungku
Ibu, kemana
engkau?
Hujan ini sedikit
menjengkelkan
Airnya semakin
asam
Pada lidahku
yang telah kugigit jadi dua
Aku kelaparan
Aku ingin pulang
Aku benci pada
kegelapan itu
Ibu, kemana
engkau?
Hujan semakin
deras memukulku
Aku tak dapat
melihat cahayamu Ibu
Ibu, peganglah
aku?
Aku telah gila
harta dan nafsu
Ibu, aku
merindukanmu
Ibu, aku ingin
menciummu
Ibu…
Ibu
Hujan telah
menjadi rumahku
Aku terbelenggu
di sini
Tapi aku tak
dapat menemukan Ibu
Ibu, kemana
engkau?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar