Ini lembar
baru di atas saksi Tuhan
Aku tulis
ludruk yang tertindas opera sabun
Dimana
sabun sekarang terkesan mahal dan penting
Untuk
menggosok wajah bapak dan ibu rakyat yang tumpul
Ketumpulan
juga kutanyakan pada bapak terhormat
Tidak,
pisaumu tak tumpul
Aku telah
mengasahnya untukmu
Namun,
mengapa kau tebaskan pada sawahku di kampung?
Apakah
tajam tiada tebas pada kerbau manja yang bisanya hanya tidur?
Anakku ada
di sawah sana sedang sekolah kewarganegaraan kita
Istriku ada
di sawah sedang memasak garam goreng untuk lauk makan siangku
Sajadah
putihku juga ada di sawah hijauku
Tapi dengan
lancangnya kau menginjak lumpurku dan memakan padi-padi yang belum tumbuh
Inikah
rupamu yang busuk itu?
Matamu ke
kanan, telingamu ke kiri
Kau ini
bukan penegak keadilan!
Sama saja
dengan bapak dan ibu yang tamak di sana
Melihatku
dengan sendu
Menertawakanku
di punggungnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar