Mengenai Saya

Foto saya
Perempuan kelahiran Kota Malang yang terus belajar, mencoba, lalu berkreasi
Hai! Selamat datang dan selamat menikmati sajian tulisan-tulisan yang semoga bermanfaat ini. Kotak saran dan kritik sangat terbuka, jadi jangan sungkan-sungkan untuk memberikan komentar. Jangan lupa menuliskan sumbernya ya jika mau merujuk tulisan-tulisan di blog ini. Have a nice surf :)

Senin, 20 Mei 2013

APA KABAR HARI BUKU NASIONAL?


APA KABAR HARI BUKU NASIONAL?
Oleh Silka Yuanti Draditaswari
Mahasiswa Sastra Indonesia
Universitas Negeri Malang


Apa Hari Buku Nasional Itu?
Indonesia pertama kali merayakan Hari Buku Nasional pada tanggal 17 Mei tahun 2006. Hari Buku Nasional sendiri dicanangkan oleh Menteri Pendidikan Nasional  RI tahun 2004 Abdul Malik Fadjar bersama Forum Indonesia Membaca dengan tujuan meningkatkan minat baca masyarakat menjadi lebih baik. Sayangnya, Hari Buku Nasional ini belum terdengar gaungnya oleh masyarakat. Tanggal 17 Mei menjadi tanggal yang sama dengan tanggal-tanggal biasanya, karena tidak ada perayaan khusus terhadap Hari Buku Nasional. Selain itu, belum adanya perubahan yang membaik terhadap minat baca Indonesia membuat Hari Buku Nasional semakin tenggelam keberadaannya. Jika begitu, apakah Hari Buku Nasional dapat membantu peningkatan minat baca masyarakat Indonesia selama ini?

Minat Baca yang Rendah
Menurut Fadli Zon, intelektual serta budayawan, survei terbaru menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah, yakni 0,01 persen. Ini berarti hanya 1 dari 10.000 orang yang memiliki keinginan membaca. Sementara di Jepang, minat bacanya mencapai 45 persen dan Singapura mencapai 55 persen. Jelas bahwa Indonesia tertinggal jauh dalam hal menggali ilmu pengetahuan. Kondisi ini sangat ironis mengingat Indonesia merupakan negara yang berpenduduk terbesar ketiga di dunia. Keironisan ini ditambah dengan budaya membaca yang tidak dilestarikan. Sejak pendidikan dasar, anak diajak untuk lebih berbudaya mendengarkan guru dan melihat apa yang dilakukan guru. Budaya membaca buku ilmu pengetahuan menjadi pilihan terakhir bagi siswa karena tidak ada kebiasaan, dorongan, dan motivasi membaca yang diberikan. Selain itu, dalam lingkungan rumah ataupun masyarakat, anak terbiasa berbudaya mendengarkan musik dan melihat tayangan di televisi atau internet.

Hari Buku Nasional atau Pelestarian Budaya Membaca?
Hari Buku Nasional merupakan momen yang baik untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Namun, apakah Hari Buku Nasional itu mampu membuat momen budaya membaca menjadi berkepanjangan hasilnya? Tentu saja hasil seperti itu susah diwujudkan jika momen itu diadakan hanya sekali dalam setahun. Sebenarnya, hal yang lebih penting adalah bagaimana budaya membaca itu dilestarikan? Tentu saja terdapat banyak cara. Salah satunya adalah melalui pendidikan dasar yang dapat (bahkan harus) memberikan pembelajaran membaca lebih banyak porsinya. Keluarga juga dapat mengajak anak untuk lebih berbudaya membaca ketimbang berbudaya melihat tayangan televisi. Lingkungan juga dapat diciptakan menjadi lingkungan membaca dengan menyediakan tempat-tempat khusus untuk membaca serta persedian buku-buku yang banyak.

Budaya Membaca Buku Menciptakan Watak Bangsa yang Cerdas
Usaha mencerdaskan bangsa tak bisa dipisahkan dari membaca buku. Buku adalah sumber segala ilmu pengetahuan. Seperti kata Bung Hatta, bahwa buku membentuk watak bangsa. Ini berarti buku menjadi bibit unggul untuk membentuk SDM yang baik. Kualitas SDM yang baik adalah modal utama pembangunan dan bekal menghadapi globalisasi penuh persaingan. Hari Buku Nasional merupakan gagasan yang baik sebagai momentum kebangkitan minat baca Indonesia. Namun, alangkah lebih baiknya jika momentum ini dimanfaatkan lebih baik. Dengan begitu, momen membaca tidak hanya diadakan setahun sekali, namun menjadi momen yang bertransformasi sebagai budaya membaca. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar