Mengenai Saya

Foto saya
Perempuan kelahiran Kota Malang yang terus belajar, mencoba, lalu berkreasi
Hai! Selamat datang dan selamat menikmati sajian tulisan-tulisan yang semoga bermanfaat ini. Kotak saran dan kritik sangat terbuka, jadi jangan sungkan-sungkan untuk memberikan komentar. Jangan lupa menuliskan sumbernya ya jika mau merujuk tulisan-tulisan di blog ini. Have a nice surf :)

Rabu, 27 Juli 2011

291110

TRANSFORMASI DALAM DEMOKRASI
Oleh: Silka Yuanti Draditaswari




Ibu melahirkan
Bayi putih mungil
Dengan mandi darah merah
Dalam jerit perdana

Bayi putih mungil
Yang di mukanya ada topeng Spiderman
Dengan kaos Batman dan celana Spongebob
Tidak memakai blangkon atau sarung

Bocah Spiderman, Batman, dan Spongebob
Tersilaukan kerlap kerlip lampu disko
Menjadi monyet dalam percintaan Galih dan Ratna
Rambut yang botak karna soal ujian kelulusan

Pemuda botak karna soal ujian kelulusan
Memegang secarik kertas hitam “Lulusan SMA Indonesia”
Dengan muka hitam, asam, kusam, pahit
Tidak ada yang mengambil kertas dan dirinya

Pemuda muka hitam, asam, kusam, pahit
Hampa bakat dalam diri
Nol besar dalam potensi diri
Menjadi tak terpelajar


Pemuda tak terpelajar hampa bakat dan potensi nol besar
Tertawar uang tikus-tikus
Terbawa bualan mual tikus-tikus
Kepala mengangguk untuk kehidupan penjara

Lelaki tertawar dan terbuai tikus-tikus
Memamerkan gigi gigi emas 24 karatnya
Tentu saja dengan jas berbulu domba
Dipasang dengan jelas dari Sabang sampai Merauke

Lelaki gigi emas 24 karat dengan jas berbulu domba
Duduk tertawa keji ke bawah kakinya
Bangga telah terpilih, merasa takdir
Yang tidak datang dari Tuhan

Bapak merasa mendapatkan takdir
Membuat bom dan nuklir dan pelindung dari senjata
Untuk menghancurkan orang kecil yang hancur
Merampas semua harta jiwa yang ada dalam tubuh mereka

Bapak dengan bom nuklir serta pelindung dari senjata
Mulai dihajar dengan kaumnya sendiri
Mereka sadar dari lubuk hati
Bapak biadab pencuri harta jiwa mereka itu patut dihajar


Kakek renta pencuri harta jiwa orang kecil
Berlari dari negara berpagar hukum kapas
Mendatangi gua tetangga dengan rampasannya
Sambil menghisap cerutu emas

Arwah penghisap cerutu emas
Berenang takut dalam sekam api
Menjerit perdana
tapi tidak bayi tadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar