Mengenai Saya

Foto saya
Perempuan kelahiran Kota Malang yang terus belajar, mencoba, lalu berkreasi
Hai! Selamat datang dan selamat menikmati sajian tulisan-tulisan yang semoga bermanfaat ini. Kotak saran dan kritik sangat terbuka, jadi jangan sungkan-sungkan untuk memberikan komentar. Jangan lupa menuliskan sumbernya ya jika mau merujuk tulisan-tulisan di blog ini. Have a nice surf :)

Minggu, 27 Januari 2013

PENILAIAN ASPEK KOGNITIF


Oleh: Silka Yuanti Draditaswari
Mahasiswa Sastra Indonesia
Universitas Negeri Malang



Aspek kognitif adalah aspek yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam aspek kognitif.  Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Berikut penjelasan mengenai tingkatan kemampuan tersebut:
1.      Mengingat
Proses mengingat adalah proses mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang dibutuhkan adalah pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, atau metakognitif. Untuk mengases pembelajaran siswa dalam kategori yang paling sederhana ini, guru memberikan pertanyaan mengenali atau mengingat kembali dalam kondisi yang sama persis dengan kondisi ketika siswa belajar materi yang diujikan. Tingkatan mengingat ini penting sebagai bekal untuk belajar dalam menyelesaikan masalah karna pengetahuan tersebut digunakan dalam tugas-tugas yang lebih kompleks.
Contohnya adalah pembelajaran jenis paragraf bahasa Indonesia. Guru membuat instrumen pertanyaan dalam bentuk mencocokkan. Pada kolom sebelah kiri berisi dua paragraf dari masing-masing jenis paragraf, kemudian di kolom sebelah kanan ditulis jenis-jenis paragraf tersebut. Siswa ditugaskan untuk mencocokkan atau memasangkan paragraf pertama dengan jenis paragraf yang cocok di sebelah kanan. Contoh instrumen tersebut telah mencakup kegiatan mengenali dan mengingat kembali.
2.      Memahami
Memahami adalah tingkatan proses kognitif setelah mengingat. Memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.  Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis. Siswa memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan lama mereka. Lebih tepatnya, pengetahuan yang baru masuk dipadukan dengan skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang ada.
Contoh dari proses memahami ini adalah pemahaman penulisan paragraf deskripsi dalam bahasa Indonesia. Setelah guru menjelaskan tentang definisi juga karaktersitik paragraph deskripsi, siswa ditugaskan untuk mendeskripsikan benda kesayangan mereka di rumah. Setelah selesai menulis, siswa diminta untuk membacakan paragraf mereka kemudian siswa yang lain akan menerka benda apa yang dideskripsikan oleh temannya tersebut. jika jawaban mereka benar, maka siswa tersebut telah berhasil atau paham tentang penulisan paragraf deksripsi.
3.      Mengaplikasikan
Mengaplikasikan adalah kesanggupan siswa untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Proses ini melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan. Soal latihan adalah tugas yang prosedur penyelesaiannya telah diketahui siswa, sehingga siswa menggunakannya secara rutin. Masalah adalah tugas yang prosedur penyelesaiannya belum diketahui siswa, sehingga siswa harus mencari prosedur untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tingkatan aplikasi ini terdiri dari dua proses kognitif yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan. Mengeksekusi dilakukan siswa ketika mengerjakan soal yang familier, sedangkan mengimplementasikan dilakukan siswa ketika mengerjakan soal yang tidak familier.
Contoh dari mengeksekusi adalah ketika siswa ditugaskan guru untuk menulis puisi bebas. Puisi bebas adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan menulis puisi. Maka siswa, secara otomatis, akan menulis puisi sesuai dengan keinginan mereka. Penilaian dari penugasan ini dengan melihat apakah yang ditulis siswa dapat disebut sebagai puisi atau tidak. Jika iya maka siswa lulus, jika tidak maka siswa belum berhasil untuk mengeksekusi. Contoh dari mengimplementasikan adalah ketika siwa ditugaskan untuk menulis opini. Siswa harus mengerti definisi, karakteristik, cara menulis, dan lain sebagainya dari proses menulis opini. Jika siswa dapat menyelesaikan tugas tersebut sesuai dengan prosedurnya, maka siswa berhasil.
4.      Menganalisis
Menganalisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Menganalisis melibatkan proses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. Membedakan adalah menentukan potongan-potongan informasi yang relevan atau penting. Mengorganisasi adalah menentukan cara-cara untuk menata potongan-potongan informasi tersebut. mengatribusikan adalah menentukan tujuan di balik informasi itu.
Contoh dari menganalisis adalah ketika siswa ditugaskan untuk menganalisis nilai kehidupan dari dongeng. Siswa harus memahami nilai kehidupan dahulu sebelum mencarinya dalam dongeng tersebut. Setelah memahaminya dan menemukan kalimat-kalimat dongeng yang menunjukkan nilai kehidupan, siswa “mencurutkan” kalimat-kalimat dongeng tersebut menjadi sebuah kalimat nilai kehidupan. Kemudian, siswa menerangkan tujuan nilai kehidupan tersebut. Penilaiannya dengan melihat kesesuaian dan penjelasan jawaban nilai kehidupan siswa.
5.      Mengevaluasi
Mengevaluasi adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada. Kriteria-kriteria yang sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria-kriteria ini ditentukan oleh siswa.
Contoh dari mengevaluasi adalah ketika siswa ditugaskan guru untuk memilih pementasan drama temannya yang terbaik menurut mereka. Pemilihan ini mempertimbangkan berbagai macam unsur seperti kualitas drama, keefektifan pemain dalam memanfaatkan waktu pementasan yang ditentukan guru, pemanfaatan pemain (vokal, ekspresi, gerak tubuh), musik, peralatan panggung, tata rias, keruntutan cerita, ketidaksambungan cerita dan dialog, dan sebagainya.
6.      Mencipta
Mencipta adalah proses cipta kreasi siswa. Melibatkan proses menyusun unsur-unsur secara koheren atau fungsional. Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan siswa dalam mencipta adalah meminta siswa membuat produk baru dengan mereorganisasi sejumlah bagian menjadi suatu pola atau struktur yang belum pernah ada sebelumnya. Mencipta dalam proses kognitif ini mencakup tujuan-tujuan pendidikan ntuk menciptakan produk-produk yang semua siswa dapat dan akan melakukannya. Tujuan dari menciptakan ini adalah untuk melihat kemampuan siswa dalam menyusun materi-materi yang sudah ada menjadi sebuah karya yang tertata.
Contoh dari mencipta adalah ketika siswa ditugaskan oleh guru untuk membuat majalah sekolah sebagai tugas akhir. Majalah berisi artikel, opini, puisi, cerpen, kata sambutan, dan sebagainya yang telah siswa pelajar selama pembelajaran. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar