Mengenai Saya

Foto saya
Perempuan kelahiran Kota Malang yang terus belajar, mencoba, lalu berkreasi
Hai! Selamat datang dan selamat menikmati sajian tulisan-tulisan yang semoga bermanfaat ini. Kotak saran dan kritik sangat terbuka, jadi jangan sungkan-sungkan untuk memberikan komentar. Jangan lupa menuliskan sumbernya ya jika mau merujuk tulisan-tulisan di blog ini. Have a nice surf :)

Kamis, 22 Maret 2012

TEORI BEHAVIORISTIK


Oleh: Silka Yuanti Draditaswari
Mahasiswa Sastra Indonesia
Universitas Negeri Malang

TEORI BEHAVIORISTIK
Behaviorisme (behaviorism) menekankan studi ilmiah tentang respons perilaku yang dapat diamati dan determinan lingkungannya. Teori ini dicetuskan oleh Gage dan Berliner sebagai perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Dalam behaviorisme, pikiran, sadar atau tidak sadar tidak diperlukan untuk menjelaskan perilaku dan perkembangan. Dalam teori behaviorisme, perkembangan adalah  perilaku. Contohnya adalah pengamatan terhadap Sam yang memiliki perilaku pemalu, berorientasi prestasi, dan peduli. Mengapa perilaku Sam seperti itu? Menurut teori behavioristik, hadiah dan hukuman dalam lingkungan Sam membentuknya menjadi seorang pemalu, yang berorientasi prestasi, dan orang yang peduli. Sam belajar dengan cara-cara seperti itu. Para behavioris yakin bahwa perkembangan dipelajari dan sering berubah sesuai dengan pengalaman-pengalaman lingkungan. Bagi para behavioris, perilaku malu dapat diubah menjadi perilaku ramah, perilaku agresif dapat dibentuk menjadi patuh/ jinak, perilaku lesu atau malas-malasan dan bosan dapat dibelokkan menjadi perilaku bersemangat dan berminat.
Teori belajar behavioristik dengan model hubungan-stimulus responsnya, menempatkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu ini menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Perilaku yang timbul akan semakin kuat jika diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Belajar merupakan sebuah interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dapat menunjukkan perubahan pada perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input berupa stimulus dan output berupa respon.
Stimulus adalah segala sesuatu yang diberikan guru kepada murid, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan murid terhadap stimulus yang diberikan guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon. Jadi, apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh murid (respon) harus bisa diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran sebab pengukuran merupakan hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Sayangnya, teori behavioristik ini kurang mampu menjelaskan adanya variasi tingkat emosi murid. Teori ini tidak dapat menjelaskan mengapa dua anak yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang relatif sama, ternyata perilaku dua anak tersebut berbeda terhadap suatu pelajaran. Pandangan teori behavioristik mengenai belajar adalah suatu proses membentuk dan membawa murid mencapai target tertentu sehingga menjadikan peserta didik atau murid tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar